Kajian 7: Ada Hikmah dibalik Setiap Musibah

Sahabatku.

Ketika mendapatkan masalah kehidupan, tidak sedikit diantara kita yang berpikir untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah tersebut. Memang hal ini tidak sepenuhnya salah. Namun kita tidak menyadari  bahwa pikiran tersebut sesungguhnya membuat tekanan yang sangat besar kepada diri kita dalam menghadapi situasi tersebut. Terlebih lagi jika ternyata segala alternatif yang kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, tidak memenuhi harapan kita. Tidak jarang karena hanya berpikir mengatasi masalah, akhirnya segala cara dilakukan, tidak penting lagi apakah cara tersebut benar atau salah.

Orang-orang yang beriman, meyakini bahwa walaupun masalah-masalah kehidupan itu terjadi akibat perbuatan tangan kita sendiri, namun sebuah masalah itu hadir pasti atas izin Allah Swt. Jika kita meyakini sesuatu masalah kehidupan hadir menghampiri kita atas seizin Allah Swt, maka seharusnya kita meyakini bahwa ada maksud Allah dibalik setiap masalah yang terjadi.

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [QS Ath-Thagabuun (64):11]

Sahabatku.

Banyak orang yang ketika ia ditimpa permasalahan hidup, ia akan berkata: “pasti ada hikmahnya!“. Tetapi kalau ditanya, apa sih hikmah itu, maka sebahagian besar akan kesulitan menjawabnya.

Ketahuilah bahwa hikmah dibalik musibah adalah keinginan Allah kepada kita sehingga masalah tersebut diizinkanNya hadir dalam kehidupan kita. Nah ketika kita menghadapi musibah, seharusnya agenda pertama kita adalah mengetahui hikmah tersebut. Karena jika hikmahnya sudah dipahami, maka Allah sendiri yang akan memberikan jalan keluar dan mengangkat masalah tersebut dari diri kita.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [QS Alam Nasyrah (94):5-6]

Sahabatku.

Sayangnya karena perhatian kita hanya pada bagaimana cara agar masalah kehidupan tersebut segera enyah dari hadapan kita, kita tidak pernah berupaya memahami hikmah tersebut. Karena kita tidak pernah memahami hikmahnya, maka Allah memberikan masalah tersebut berulang-ulang agar kita mengalami dan memahami maksud dibalik hadirnya sebuah permasalahan kehidupan.

Ibarat seorang guru matematika memberikan soal ujian kepada muridnya. Ketika sang murid tidak dapat menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sang guru, maka sang guru akan memberikan soal ujian lagi dan lagi, sampai sang murid memahaminya.

Inilah kenapa Allah Swt seringkali memberikan kepada kita sebuah masalah secara berulang-ulang.

Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?  [QS At-Taubah (9):126]

Sahabatku.

Sebuah masalah ibarat tungku api yang merubah beras menjadi nasi, yang merubah gandum menjadi roti. Sebuah masalah hadir untuk merubah sesuatu dalam diri kita, sadar atau tidak kita sadari. Sehingga ada kata-kata bijak, seorang pasti akan menjadi seorang yang berbeda setelah mengalami sebuah permasalahan kehidupan.

Ketika kita tidak peduli dengan hikmah dibalik sebuah musibah, maka Allah akan terus menerus menghadapkan kita dengan masalah kehidupan, sampai kita benar-benar berubah seperti yang diharapkan-Nya baru masalah tersebut akan diangkat dari hadapan kita.

Contohnya seorang yang mempunyai sifat kikir di dalam dirinya. Pada dasarnya sebagainya disampaikan di kitab-Nya, Allah tidak menyukai sifat kikir tersebut, dan menginginkan sifat tersebut sirna dari diri kita. Karena kita tidak pernah menyadari sifat kikir tersebut, maka Allah menghadirkan dalam kehidupan kita musibah yang tujuannya untuk membersihkan sifat kikir tersebut. Misalnya dengan menghadapkan kita dalam situasi ditipu oleh orang.

Ketika kita hanya berpikir menyelesaikan masalah, tanpa berusaha mencari tahu apa hikmah dibalik musibah tersebut, boleh jadi masalah tersebut dapat segeranya enyah dari hadapan kita. Katakan saja, kita laporkan ke pihak kepolisian, orang yang menipu ditangkap, dan setelah proses panjang peradilan orang tersebut akhirnya dihukum.  Namun karena kita belum memahami hikmah dibalik musibah tersebut, maka Allah akan kembali menghadirkan musibah dalam bentuk lain, yang tujuannya agar kita mengambil pelajaran. Katakan saja, setelah itu kita mengalami kecelakaan yang menyebabkan uang kita banyak keluar untuk memperbaiki kendaraan kita dan berobat. Demikian berulang-ulang, sampai kita memahaminya.

Sahabatku.

Jika kita memahami penjelasan di atas, maka ketika Allah menghadirkan sebuah permasalahan dalam kehidupan kita, hal yang paling utama malah berusaha memahami apa keinginan Allah di balik masalah tersebut.

Berusaha memahami apa keinginan Allah, bukan berarti kita tidak melakukan usaha-usaha lahiriah. Kalaulah pun kita menganalisa, menyusun berbagai alternatif langkah, hal tersebut lebih merupakan bentuk ikhtiar kita untuk menghadapi persoalan dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya, sementara hasil sepenuhnya kita percayakan kepada Allah.

Salam Ikhlas!